Kesenjangan ekonomi di Indonesia telah menjadi permasalahan yang terus mempengaruhi ketimpangan sosial di masyarakat. Dampak kesenjangan ekonomi tersebut sangat terasa dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari akses pendidikan, kesehatan, hingga pekerjaan.
Menurut data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), kesenjangan ekonomi di Indonesia masih cukup tinggi. Hal ini juga diperkuat oleh pendapat dari ekonom senior, Dr. Rizal Ramli, yang mengatakan bahwa “Kesenjangan ekonomi yang semakin membesar dapat menyebabkan ketimpangan sosial yang lebih besar di masyarakat.”
Dampak dari kesenjangan ekonomi tersebut dapat dilihat dari rendahnya tingkat partisipasi penduduk miskin dalam pendidikan dan kesehatan. Menurut Kementerian Kesehatan, hanya sebagian kecil dari penduduk miskin yang memiliki akses layanan kesehatan yang memadai. Hal ini juga diperparah dengan minimnya lapangan pekerjaan yang tersedia untuk mereka.
Ketimpangan sosial di masyarakat Indonesia juga tercermin dalam disparitas pendapatan antara kelompok masyarakat. Menurut penelitian yang dilakukan oleh World Bank, 10 persen teratas penduduk Indonesia memiliki pendapatan yang lebih dari 25 kali lipat dibandingkan dengan 40 persen terbawah.
Untuk mengatasi dampak kesenjangan ekonomi terhadap ketimpangan sosial di masyarakat, diperlukan langkah-langkah konkret dari pemerintah. Menurut Menteri Keuangan, Sri Mulyani, “Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan distribusi pendapatan melalui program-program perlindungan sosial dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.”
Dengan adanya kesadaran akan pentingnya mengatasi kesenjangan ekonomi, diharapkan ketimpangan sosial di masyarakat Indonesia dapat diminimalisir. Sebagai warga negara, kita juga perlu turut serta dalam upaya-upaya untuk menciptakan kesetaraan dan keadilan dalam berbagai aspek kehidupan.